Rabu, 31 Oktober 2012

Tugas Ibu Rumah Tangga


Asma binti Yazid merupakan wanita Anshar yang terkenal. Terkenal karena kebijakannya, kefasihan bicaranya dan mampu mengemukakan pendapat dalam berbagai persoalan. 
Sejak kecil, Asma memang sudah dikenal sebagai anak yang cerdas dan lihai. Karena itu keluarganya selalu mengajaknya membicarakan berbagai persoalan, termasuk tentang agama baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

Suatu hari, beberapa wanita Islam berkumpul bersamanya. Yang mereka bicarakan tentang perbedaan antara tugas wanita dengan tugas laki-laki dalam Islam, padahal Islam itu diturunkan untuk pria dan wanita, tapi dalam mengamalkannya mengapa mesti dibeda-bedakan.
Diantara mereka ada yang berkata, “Kesempatan mencari pahala di borong oleh pria, membelanjai keluarga, jihad dan lain-lain menjadi tugas pria, lalu kesempatan mencari pahala bagi wanita apa, sebab kita harus lebih banyak dirumah?”
“Sebenarnya hal itu tidak perlu kita perdebatkan, janganlah cepat kecewa sebelum kita bertanya kepada Rasulullah”, pinta Asma.
“Siapa yang mengemukakan hal ini kepada Rasul?”, tanya yang lain.
“Siapa lagi kalau bukan Asma”, sahut yang lain lagi.
Setelah berjumpa dengan Rasulullah saw pada saat beliau sedang berkumpul dengan sahabat, Asma berkata, “Ya Rasul, kami para wanita ingin bertanya kepadamu”.
“Kemukakanlah apa yang hendak engkau tanyakan”, jawab Rasul.
“Ya Rasulullah, engkau diutus untuk pria dan wanita, tapi mengapa wanita dibatasi hanya sebagai tiang rumah tangga, melayani suami dan melahirkan serta membesarkan anak, sementara pria banyak sekali yang bisa dikerjakan mulai dari mengunjungi orang sakit, mengurus jenazah sampai perang di jalan Allah”.
Begitulah Asma, dengan berani dan jitu telah mengucapkan kata-kata yang mengagumkan. Rasulullah kemudian memperhatikan wajah sahabatnya satu persatu lalu bertanyaApakah kalian pernah mendengar seorang wanita mengatakan persoalan dirinya dalam masalah agama sebaik apa yang diucapkan oleh Asma?”,
“Ya Rasulullah, sebelum ini kami belum pernah membayangkan ada seorang wanita akan berbicara seperti itu”, jawab mereka.
Mendengar hal itu, kepada Asma Rasulullah meminta agar baik-baik mendengar ucapannya. Rasulullah bersabda, ”Katakan kepada wanita di belakangmu, sesungguhnya melayani suami yang baik, mengerjakan yang disenanginya, menuruti kemauannya, maka semuanya akan memperoleh pahala sebagaimana yang diperbuat laki-laki”.
Betapa gembiranya Asma mendengar penjelasan Rasul itu, gembira karena apa-apa yang dikerjakan di rumahnya dalam hal mengurus rumah tangga ternyata pahalanya sama besar dengan apa yang dilakukan laki-laki di luar rumah seperti berperang di jalan Allah, kepada sahabat-sahabatnya sesama wanita, Asma mengajak bersyukur kepada Allah atas penjelasan Rasulullah yang begitu menggembirakan.
Meskipun tugas pokok wanita di rumah, pada saatnya wanita juga dibutuhkan keikutsertaannya di luar rumah, Asma dengan gagah berani ikut bertempur di medan juang perang Yarmuk. Serangan Asma bagaikan air bah dan musuhpun menjadi takut, maka berguguranlah satu demi satu tentara Romawi yang perkasa itu.
Begitulah Asma telah berjuang bagi agama dan bagi kaumnya, kaum wanita dengan mendapatkan ketegasan dari Rasulullah tentang tugas wanita yang mulia dalam Islam.
Dari kisah di atas, pelajaran yang kita peroleh adalah:
1.    Tugas wanita yang lebih banyak di rumah merupakan sesuatu yang amat mulia.
2.    Peran wanita di luar rumah tetap dibolehkan, apalagi bila memang dibutuhkan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar